Konflik Pribadiku di Keluarga
Sepuluh tahun yang lalu, masih kuingat masa dimana aku mengalami suatu kehidupan buruk dalam anggota keluargaku. Perilaku yang membuat kedua orang tuaku menjadi kesal melihat aktifitas tak tentu dalam hari-hariku, semenjak duduk di kelas dua Tsanawiyah masih membekas dalam ingatanku akan kebodohanku yaitu penipuan terhadap orangtua dengan selalu membohonginya untuk pergi ke sekolah tapi kenyataannya dalam seminggu aku menyempatkan untuk bolos sekolah demi berkumpul dengan teman-teman yang memiliki kesenangan yang sama.
Di satu tempat yaitu plaza yang menyediakan fasilitas game dingdong biasa kami sebut, disitulah kuhabiskan waktu pentingku di sekolah hanya umtuk mendapatkan kepuasaan sesaat. Selang beberapa bulan, nilai di sekolah pun anjlok drastis yamg membuat orangtuaku untuk datang ke sekolah dan membuat malu ibuku itu adalah guruku menasehatinya untuk dapat mendidik aku dengan benar sehingga ibuku pun tidak habis pikir kenapa aku biasa berbuat hal itu yang tidak diketahui dirinya, aku pun sering kesal kepada orangtuaku yang tidak pernaha mengerti akan kesehariaanku di sekolah yang tidak mendapatkan suatu gairah belajar dan kebosanan yang selalu hadir dalam suasana belajarku karena situasi di sekolahku itu tidak sehati dengan keinginanaku.
Dengan kesabaran ibuku mendidik aku hingga akhirnya kudapatkan kejadian yang membuatku tertekan untuk tidak ingin sekolah di tempat aku belajar dan mengusulkan untuk pindah ke sekolah dekat rumahku yaitu SLTP yang menurutku lebih menyenagkan dalam bergaul kareana aku memliki banyak teman yang sehati denganku, walaupun begitu permintaanku untuk pindah sekolah tidak diindahkan oleh ayahku dan akibatnya akipun menjadi sangat brutal dan sering terjadi konflik dengan ayahku. Tidak disadari lagi waktu itu genap dua tahun aku bergaul dengan teman-teman yang bersekolah dekat dengan rumahku yang semakin lama membutku lebih sering bolos dan berperilaku tidak baik kepada orang tua, karena sekolahku itu jauh dari rumah dan harus naik kendaraan yang menyita waktu apalagi mobil angkutan tersebut terkadang tidak selalu datang tepat waktu sehingga keterlambatan sering saja terulang dan akhirnya membuatku untuk tidak masuk sekolah.
Beberapa hal yang membuatku seperti itu adalah akibat dari kerasnya kehendak bapaku untuk menyekolahkan aku di Tsanawiyah yang memang saat itu termasuk sekolah terbaik di daerah itu. Dan kebiasaan ayah untuk memaksakan kehendaknya yang akhirnya aku sering minggat dari rumah walhasil perilaku tersebut menciptakan ketidak harmonisan antara ibu dan ayahku. Dengan kejadian itu aku pun menjadi pusing dan brutal dalam bergaul mka akibat itu sekolahki terlantar pula karena pada saat kenaikan kelas aku sudah terancam untuk tidak naik karena kehadiran dan nilaiku yang amat buruk, entah kenapa hal yang paling ditakutkan pun terjadi yaitu tinggal kelas karena ulah kriminal dan ketidakpatuhanku pada peraturan sekolah. Ibu pum mulai shock melihat keadaan ini dan sempat marah-marah atas kelakuanku itu dan ayhpun mulai menyadari akan keinginanku waktu dulu. Namun hal itu sudah terlanjur terjadi sehingga sekolahkupun dipindahkan ke sekolah yang lebih aku sukai, namun semua itu tidak berhasil karena keterlambatanku untuk mengajukan pindah dan akhirnya, semua rencana mendadak diputuskan untuk memasukanku ke sebuah pesantren. Akan tetapi itu terjadi tidak lama dan akhirnya akupun terserang penyakit tipes dan membuatku dirawat di rumah sakit, sehingga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,
Beberapa bulan terlewati dan akhirnya aku berhenti melanjutkan studi, namun kebaikan orangtuaku baru kurasakan dengan memperjuangkan aku untuk dapat melanjutkan studiku walaupun sudah terlambat satu tahun yang tertunda karena ulahku, memang semua itu baru kusadari ketika aku diberikan sakit yang begitu menyikasaku dan mengikis semua kebodohan hidupku. Bersyukur orangtuaku dapat bersabar melihat tingkah bodoh ini dan percekcokan ayah denganku dapat terselesaikan dengan aktu yang cukup lama.
Kemudian pikiran yang selama ini gelap tertutup dapat menemukan juga cahaya kehidupan berkat do’a ayah ibu yang selama ini kusakiti dan kubebani. Namun itu merupakan suatu pelajaran berharga bagi setiap orang yang membenci orangtuanya karena hanya ingin menuruti hawa nafsunya.
Jumat, 18 April 2008
Langganan:
Postingan (Atom)